Cincin Kesayangku


Percaya atau tidak, aku hampir tidak percaya! Bahkan cincin ini pun patah saat kusimpan didalam kantong tas coklatku. Tanpa kusadari mungkin ada beban yang lebih berat menindihnya. Aku tidak ingin yang lain, aku hanya mau kamu, kamu yang selalu melingkar di jari manis tangan kananku.

Kamu yang setiap hari menemani hari-hariku, kamu yang selalu berkata meskipun tak bersuara, kamu yang selalu aku pandangi karena kamu begitu mempesona.

Dalam hati aku terus bertanya, akankah cincin ini kembali seperti semula? Aku tidak tahu. Yang kutahu pasti kamu berjanji akan selalu ada disampingku. Tapi kini kamu seperti manusia setengah nyawa. Jangan buat aku takut.

Parcaya atau tidak, aku hanya berusaha membuang semua prasangka, karena aku tidak ingin yang lain, aku hanya ingin kamu, karena kamu dan aku adalah satu, cincinku.

Dear Mr. Teacher


Good morning Sir, I like writing so much, I always write fiction and non-fiction. When I stay in some place, when I hear something, when I see lot of things that happens, I will write it down into a writing. I arrange word by word while enjoying the snack that I like in every night. Actually I want to be a director and also to be a writer because I like literacy world. 

I wrote script three times and I performed it. All my work was performed and the first performance was “The Cruel Ambition” which talks about a businessman who has ambition to be success but he reaches it in the wrong way. The second is “In the Bush” which talk about musical poem performance that I serve with good lighting and it talks about a poet who fall in love with the girl. The third is “Sinarsih” which was performed by me and in association with Langit Seni Production, it was the first performance which made me bankrupt materially, but I feel happy and proud of myself, because I did my best.

I like writing since I was a kid. I want to be the best script writer and director. I hope someday I will win the Oscar award and it is my great dream that I want to reach. I also have a dream to go to America to study about filming. But the dream fades away because of my English is bad!!! I always blame and spit myself out, because I was never serious to learn English, whereas I took a course from elementary school. I feel regretful now.



I admit that I am not cleaver enough in English, but I have expectation that I can improve my English when I study here, so I could write some stories in English and of course I can go to America to catch my dream. My parents are willing to sell one of their assets to afford me if I decided to go there “talk to my hand” fiuhhhh. So it is time for me to be more serious to study from now. Fighting!!!! 

Duduk Satu Meja


Biasanya orang mengutarakan ini karena dia mengalami itu, orang berkata itu karena dia merasakan ini. Aku mengenal dekat dengan mereka, mereka yang sedang bercerita dibalik meja. Begitu fasih terdengar, suara mereka menelusup dikedua kupingku, kemudian suara-suara itu sedikit berlari kencang, lalu menyelip liang telinga hingga akhirnya sampai ke dasar hati. Suara itu tiba dengan segala macam bentuk dan problema. Hati ini bisa merasa apa yang mereka kata, hati ini juga selalu berdoa apa yang mereka uja. Karena mereka berkata cinta.

Suara bangsi disetiap mulut manusia berpadu dengan sudut pandang masing-masing, setiap manusia akan jatuh cinta, teriak bersama. Aku pun jatuh cinta, aku jatuh cinta kepada seseorang yang berhasil menggetarkan jiwa, yang berhasil membuatku susah lupa akan sosoknya, dalam sukma aku berkata.

Sebelahku tidak mengucap apa-apa kecuali jeritan letihnya akan cinta, dia selalu bilang mengenai syarat dan alasan mengapa bercinta. Seperti tidak ada ketulusan apapun dalam memaknai perasaanya kepada yang dicinta, jika angin bisa mengusir debu pada tumpukan kayu, hujan memberinya kelembutan dan keromantisan pada pribadinya, itulah dia menurut cara pandangnya.

Didepannya tampak semburat rasa sendu tentang cinta, cinta adalah bertaruh, katanya. Pernah tidak kita berdiam diri, mengintip roh yang menggelayut di sekujur tubuh. Pernah tidak kita menanyakan kabarnya? Pernah tidak kita bertanya kepadanya tentang diri dan cinta?  Mustahil roh itu akan menyapa dan menjelaskan cinta kepada kita. Hal itu sama persis apa yang tergambar dalam dirinya. Dirinya yang bertubuh mungil itu, dirinya yang selalu bertanya namun tidak ada apa-apa. Dia melontar kata penuh makna kepada sesama, sesama yang sedang jatuh cinta. Dia mengirim perasaanya menuju hidup yang lebih bermakna kepada sang pujangga, yang kubaca itu janjinya.

Sejauh mata ini melihat, mata ini tidak bisa menembus sorot mata dengan alis tebalnya. Sejajar dan aku melontar banyak tanya kepadanya. Aku rasa dia sedang jatuh cinta kepada siapa yang tak kuduga. Aku hanya ingin membaca pikirannya, tapi tertutup oleh angkuhnya. Sejatinya dia adalah seorang pujangga.

Cinta tidak hanya membawa kita pada kebahagiaan, cinta turut menguji manusia. Seberapa dahsyat perilaku manusia karena cinta, olehnya maupun kepadanya. Kita sedang berbisik, kita sedang duduk di bangku yang sama dengan asyik. Karena kita juga merasakan cinta yang sebenarnya. Cinta yang menghanyut sukma sedikit berbicara, cinta yang melembutkan jiwa, cinta yang dijanjikannya serta cinta yang membuatnya menjadi pujangga.