Random


Entah mengapa aku gak pernah suka dan nyaman dengan seseorang yang selalu ngajak "guyon", gak pernah mau serius. Emang sih aku akui, aku gak punya selera humor. Kadang ketika ada salah satu teman yang lagi ngelawak atau ada acara parodi komedi pun aku butuh banyak waktu untuk mencerna, sampai terkadang dan ini sangat parah, teman-temanku akan menjelaskan lawakan mereka sendiri sampai aku jelas, kalau emang masih enggak ngerti juga, banyak dari mereka memutuskan untuk membiarkan aku dalam kebingungan dan ketidak pahaman. Hehe, makasih :( !!! Tidak sedikit dari mereka akan menelan kecewa karena lawan bicara mereka enggak pernah tertawa atau nyambung dengan pembahasan mereka. Xixixi, maaf ya teman-teman jadi garing begini :) :*

Hahhhh.... Ini semua karena keterbatasan selera humor atau aku ini emang telat mikir atau aku terlalu jaim dengan kekonyolan yang mereka buat sih?!? Entah yang jelas aku enggak suka membahas masalah konyol yang berbau komedi. Aku tidak begitu interest sama topik macam itu.

Dasarnya manusia kerdil seperti aku ini cuma belajar dari banyak teman yang sangat hebat diluar sana, sampai sesuatu yang tidak aku suka jadi sedikit bisa aku mengerti. Hidup jangan terlalu sering dibuat serius, tapi enggak boleh main-main juga. Mungkin maksud dari mereka keseimbangan kali ya? Kalau antara serius dengan santai alias woles musti balance.

Kali ini aku mencoba untuk menjadi orang yang paling konyol dalam hal menulis, awalnya aku lebih suka menulis dan membahas kajian penting dan berat, jadi kalau misalkan tulisan ini tampak aneh dan membuat kalian terkaget-kaget atau garing harap maklum saja.

Semalam aku jalan sama teman-teman teaterku dulu, mereka semua anak-anak kreatif dan rajin banget tertawa, sampai terkadang aku heran sama mereka. Banyak orang menilaiku nggak bisa bercanda atau enggak punya selera humor, tapi kalau aku ngomong atau gerak sedikit mereka akan tertawa sampai terpingkal-pingkal, aneh.

Tapi beginilah letak non-fiksinya, aku hampir dibuat shock, speechless dan heran yang berkepanjangan gegara salah satu teman yang bicara seolah dia seperti para comic yang sedang ber-stand up comedy. Dan dari sekian banyak waktu aku berjumpa dengannya, penilainku terhadapnya benar-benar berubah drastis tadi malam. "Ya ampun, ini anak tadinya kan pendiam, kenapa jadi suka ngelawak begini sih, tapi aku enggak ngerti dia ngomong apa, kenapa yang lain pada tertawa sementara aku enggak?!? Letak humornya dimana sih???" dalam benak yang berkeheranan dan mencoba berpikir keras...

Teman-teman yang lain juga melihatku heran, haduh aku jadi kayak orang paling bodoh nih ~ zzzttttt.  Topik berlanjut sambil menikmati roti bakar dan segelas es teh tawar. Dengan mengepulkan rokok sambil berbicara lantang temanku ini berhasil menjadi pusat perhatian banyak orang.

Karena lapar kami putuskan untuk membeli makanan yang lebih bisa mengeyangkan perut, kami tertarik dengan sosis bakar yang menggoda nafsu makan kita. Aku pesan dua sosis bakar untuk aku bawa pulang, dalam keheningan temanku ini menunjukan spanduk kios sosis bakar. Nih gambarnya....

(Dok: Pribadi)
Temanku bilang untuk sejenak merenungkan text line yang ada di spanduk itu, aku berpikir keras, emang apa yang aneh dengan spanduknya. Kedua temanku sudah mulai tertawa dengan asyiknya, aku jadi makin bingung. Aku coba kembali berkonsentrasi untuk kembali memecahkan apa yang lucu di spanduk itu. Aku menyerah dan kembali bertanya kepada mereka dengan sungguh-sungguh.

Dengan sedikit berbisik, temanku berusaha membuatku paham. "Cobah deh kamu lihat dengan benar teks yang tertulis disitu, kenapa namanya sosis papa? Kenapa bukan mama, malah disitu tertulisnya begini MAMA JUICE dan SOSIS PAPA". "Ahhhh embuh, aku gak ngerti! Cobalah jelaskan" kataku. Semua jadi tertawa. "Itu hlo makna dibalik kata dalam spanduk sangat-sangat jorok, kenapa ditulis sosis papa bukan mama, kan yang punya sosis itu papa, mama cukup makan sosisnya aja." Temanku menjelaskan, semua langsung pada tertawa begitupun aku. Udah ah ceritanya sekian dan jangan dilanjutkan, penuh sensor.

Begitulah ketika orang-orang kreatif ini saling berlomba tertawa, siapa kiranya yang akan menjadi tertawa paling merdu dan syahdu malam itu, yang jelas semuanya gagal. Hehehe... Iyalah, mana ada tertawa merdu. Yang penting si kerdil ini mulai paham, serius itu penting, bercanda itu sebuah keharusan. Are you still human kan... :D ngomong sama diri sendiri :) 

0 comments:

Post a Comment